Terkena Penyakit Kelamin Karena Ketagihan Sex Dengan Si Janda Gatal

Memang di lingkungan ini terbilang bebas aku sering melihat kuli lain sedaang maen kartu & beberpa wanita mangkal di area pasar, yaang selalu memancing birahi kuli lain memang bayaran unutk wanita disini cukup murah karena tau sendiri kelasnya jga kuli, seperti biasa para kuli selalu menggoda.

“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau”, kata salah seorang diantara mereka.

“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh”,perempuan muda yaang bernama Erma itu menjawab.

Erma tidak terlalu cantik, badannya bahenol usiannya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya,

“Eh kang itu siapa, anak baru ya ??”, kata Erma saat melihat Rafid yaang sedikit keheranan melihat kedatangannya.

“iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari disini”,

Erma tersenyum genit & mendekati Rafid yaang dari tadi melihatnya.

“kenapa jang kok kayak tidak pernah liat perempuan aja”

“Ah enggak teh”, Rafid menjawab dengan malu- malu.

“Wah neng anak kecil belom bisa apa-apa mendingan sama saya saja”

“Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama barang baru masih orsinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada di sini sama mereka.”

“Awas jang jgn kena di rayu entar kena sipilis kamu”

“Eh jgn suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Erma memaki para kuli itu dengan sedikit marah.

Rafid agak rikuh jga karena Erma menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan

”Rafid cuma bisa tersenyum & mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berdua menyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Erma yaang kebetulan dekat dengan pasar.

Sampai dirumah Erma kemudian menyuruh Rafid masuk & kemudian mengunci pintu, Rafid sedikit keheranan.

“ayo atuh jgn malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Erma.

“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata Erma sambil membelai dada Rafid yaang bidang.

Rafid hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.

“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Erma sambil menarik kaos yaang dipakai Rafid, dan kemudian dia membuka risleting celana yaang dipakai Rafid.

Dengan bernafsu Erma mencium bibir Rafid yaang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Erma Rafid jga mulai terbakar birahi.

Erma mendorong Rafid ketempat tidur sehingga Rafid jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Erma menarik celana Rafid sehingga anak itu bugil. Kontol Rafid sudah berdiri & dengan refleks dia menutupi kontolnya itu.

Erma hanya tersenyum melihatnya.

“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yaang kayak gitu..”

Kemudian Erma membuka bajunya, Rafid makin salah tingkah melihat ada wanita yaang bugil didepan dia.

Kemudian neneng naik ke tempat tidur & menciumi bibir, dada & menggigit puting uding.

“ahhh aduh geli teh”, Rafid mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.

“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.

” Erma memengang kontol Rafid & mengarahkannya ke memeknya. Rafid melihatnya masih dengan badan gemetaran.

“akhhh…” Rafid mendesah saat kontolnya masuk ke dlm memek Erma, matanya terpejam menikmati sensasi yaang baru dia rasakan di kontolnya.

“akhh…sss enak kan,” Erma bergerak naik turun sambil meremas-remas susunya.

Rafid merem-melek menikmati goyangan Erma, kontolnya serasa dipijat & disedot di dlm memek Erma, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Erma dan tangannya meremas-remas seprei, baru saat Erma membimbing tangannya ke susu Erma.

“Remas… Aakhh”. Rafid meremas-remas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Rafid mulai mengemutnya persis seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Erma menegakkan badannya.

Erma masih asik menggoyang pantanya & tangannya meremas-remas dada Rafid.

Rafid mulai gelisah tangannya kadang meremas susu, kadang meremas seprei & kadang memegang pinggang Erma seolah-olah mengatur agar neneng menekan sedalam mungkin. “Aduh… teh… Aakh”,Rafid mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu & badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik

dan crot…crot…crot… Entah berapa kali semburan yaang keluar dari kontolnya dan akhirnya Rafid terkulai lemas.

“Yaaa kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya”, kata Erma dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.

Saat pagi hari Ujang bangun& melihat Erma yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu masih telanjang & tertarik saat melihat gundukan daging yaang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Erma.

Saat Erma merasakan memeknya ada yaang mengusap-usap dia terbangun melihat Rafid tersenyum & membiarkan Rafid memperlakukannya seperti itu.

Rafid kemudian naik ke atas tubuh Erma menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Erma lalu menekannya.

Asikqq – “Akh…ngehh” “Enak kan sss… Akh.. Tekan yaang dlm din.. Akhh…”

Rafid menggerakkan pantatnya maju mundur dan Erma Menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Rafid.

Hanya desahan yanag terdengan dari mulut mereka berdua. “aduh din…terus… Akh.. Yaaa terus din yaang kerasss akhh din yeah…terus akhh…”

“Akh teh udin mau keluarehh akh teh… sss.. Akkkh…ngahouch…”

“Teteh dateng din akh…din… Aouchhh…” Badan mereka berdua menegang, Erma mengangkat tinggi-tinggi pantat & dadanya, sedangkan Rafid seperti busur panah, pantanya menekan memek Erma & tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas.

Kepala Rafid rebahan di susu Erma dan kemudian tidur terlentang di sisi Erma. Beberapa saat kemudian.

“Yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Rafid harus bayar yah murah kok cuman 20000 aja.”

Rafid hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Erma mulai menjilati seluruh badan Rafid dada Rafid kemudian turun kebawah. Saat sampai di kontol Rafid Erma menjilati kepala kontolnya Rafid yaang masih sedikit tersisa spermanya yaang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.

“akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Rafid mendesah dan badannya gemetaran, da kontolnya mulai mengeras lagi.

Erma terus mengulum kontol Rafid sambil mengocoknya. Rafid menggerakkan pantatnya naik turun. “akhh…teh…teehhhh ouch…”

Sperma Rafid muncart dimulut Erma & sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya. Erma menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Rafid sampai bersih.

Setelah mandi Rafid membayar uang seperti yaang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.

“Kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jgn terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan”, Pak Nurdin menasehati Rafid.

Rafid hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi karena terlanjur ketagihan Rafid sering pergi bersama Erma & tanpa di sadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Rafid tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk mebayar Erma dan kemudian dia pulang ke kampung dengan perasaan malu yaang teramat sangat